Perdana, Pameran Patung Internasional 95 Tahun Arby Samah di Taman Budaya Sumbar

8 hours ago 6

Langgam.id – Untuk pertama kalinya, Kota Padang menjadi tuan rumah Pameran Patung Internasional dalam rangka memperingati 95 tahun Arby Samah, maestro patung abstrak asal Sumatra Barat.

Digelar di Galeri Taman Budaya Sumbar pada 19–23 Juli 2025, pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi karya seni, tetapi juga pengakuan akan pengaruh Arby Samah sebagai tokoh penting dalam sejarah seni rupa Indonesia.

Pameran bertajuk "Abstraksi Tanpa Batas: 95 Tahun Arby Samah" ini menampilkan berbagai karya Arby Samah serta 24 pematung, termasuk 5 seniman internasional dari Jepang, Filipina, Nepal, Belgia, dan Malaysia, serta 19 seniman Indonesia dari Yogyakarta dan Sumatra Barat.

Seluruh peserta dipilih oleh kurator Ali Umar, yang menyebut bahwa sebagian besar peserta memiliki kedekatan historis dan emosional dengan Arby Samah

“Mereka ini rata-rata adalah adik kelas atau seniman yang pernah berinteraksi langsung maupun terinspirasi oleh Pak Arby. Dari sisi usia pun sebagian tidak terlalu jauh,” ujar Ali Umar, Rabu (18/6/2025).

Ia menyebutkan lima seniman patung mancanegara turut hadir dalam pameran ini, mereka antara lain Masahito Iwano (Jepang), Christina Quisumbing Ramilo (Filipina), Laxman Bahadur Guarti (Nepal), Jorg Van Daele (Belgia), dan Dr. Rosli Bin Zakaria (Malaysia).

Sementara dari dalam negeri, mayoritas peserta berasal dari Yogyakarta dan Sumatra Barat, dua pusat penting pendidikan seni rupa di Indonesia.

Christina Quisumbing Ramilo, seniman dari Filipina, mengungkapkan kekagumannya atas kedalaman spiritual dalam karya Arby Samah.

“Karya-karyanya tidak hanya tentang bentuk, tapi juga tentang jiwa. Saya merasa tersentuh oleh karya beliau yang banyak bercerita tentang anak, tentang Tuhan, tentang perempuan—semuanya sangat manusiawi,” ujarnya.

Pameran Perdana di Padang

Pameran ini merupakan momen bersejarah karena menjadi yang pertama dari jenisnya yaang digelar di Padang, dan rencananya akan dibuka langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Kegiatan ini diprakarsai oleh keluarga Arby Samah, dengan Anita Dikarina, anak kedua beliau, bertindak sebagai Ketua Pelaksana.

“Bapak selalu menolak pengulangan dalam berkarya. Karya-karyanya selalu berbeda satu sama lain. Ia percaya bahwa seni adalah ekspresi dari pencarian yang tak pernah selesai,” kata Anita.

Ia mengungkapkan pilihan pameran di Padang, karena Arby Samah lahir dan banyak menghabiskan hidupnya dengan berkarya di daerah itu. Termasuk menginisiasi berdirinya Taman Budaya Sumatera Barat.

"Lebih karena kedekatan historis dan emosional, makanya kita laksanakam (pameran) di sini," ujarnya.

Anita menuturkan, dalam hidupnya, Arby Samah menciptakan lebih dari 250 karya baik patung maupun lukisan, banyak di antaranya belum pernah dipamerkan secara luas. Beberapa karya yanh populer patung legendaris seperti "Sujud" (1960) dan "Ibu" (1991).

Dukungan dan Harapan

Plt Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar, Zulkifli, menyambut positif inisiatif ini.

“Kami mendukung penuh kegiatan ini sebagai bentuk penghargaan kepada seniman besar kita. Tahun 2022 lalu kami juga pernah memberikan penghargaan kepada Arby Samah atas jasa-jasanya di bidang seni.”

Zulkifli juga menyampaikan bahwa ke depan, pihaknya berharap pameran ini bisa menjadi agenda rutin, bahkan bagian dari festival seni patung berskala internasional di Padang.

Meski sempat terkendala proses pengiriman karya dari luar negeri, termasuk urusan bea cukai, semangat panitia dan para seniman tidak surut.

“Ini memang pertama kalinya Padang menjadi tuan rumah pameran patung internasional seperti ini. Banyak prosedur teknis yang perlu disesuaikan. Tapi kami optimis ini awal yang baik,” kata Anita.

Arby Samah: Pelopor Patung Abstrak dari Ranah Minang

Arby Samah adalah seniman yang mengukir sejarah. Lahir di Pandai Sikek pada 1930, ia merupakan mahasiswa pertama yang masuk Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Karya-karyanya dikenal berani, spiritual, dan konsisten menolak konvensi bentuk.

Sebagai pelopor patung abstrak di Indonesia, Arby juga berperan besar dalam membentuk generasi seniman Minang di Yogyakarta. Kini tercatat ada lebih dari 200 seniman Minang menetap dan berkarya di kota tersebut—sebuah warisan tak langsung dari jejak Arby di dunia pendidikan seni.

Pameran ini, 95 Tahun Arby Samah bukan hanya perayaan seni, tapi juga penghormatan pada dedikasi, keunikan, dan pemikiran seorang seniman besar yang menjadikan bentuk sebagai bahasa untuk menyampaikan nilai, spiritualitas, dan kebudayaan. Bagi Kota Padang, ini adalah langkah awal menempatkan diri dalam peta seni rupa dunia. (*/f)

Read Entire Article
Pekerja | | | |