Sumatera Barat berada di titik kritis dalam perjalanan ekonominya. Dengan bonus demografi yang diproyeksikan berakhir pada 2030, provinsi ini menghadapi peluang besar sekaligus tantangan berat. Dalam lima tahun terakhir, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar rata-rata di bawah 5%, jauh dari angka ideal 6% yang dibutuhkan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Gubernur baru yang akan menjabat pada periode 2025-2029 memegang peran strategis dalam menentukan arah pembangunan Sumbar, agar provinsi ini tidak tertinggal dari daerah lain menuju 100 tahun Indonesia Merdeka.
Bonus Demografi
Bonus demografi memberikan momentum penting bagi Sumatera Barat. Saat ini, proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) sedang berada pada puncaknya, yang ideal untuk mendorong produktivitas ekonomi, meningkatkan daya saing, dan menurunkan angka kemiskinan. Namun, RPJPD Sumbar 2025-2045 memproyeksikan penurunan proporsi penduduk produktif mulai tahun 2025. Jika tidak dikelola dengan baik, Sumbar akan menghadapi peningkatan jumlah penduduk non-produktif yang dapat menjadi beban ekonomi.
Gubernur baru harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan berfokus pada investasi sumber daya manusia, termasuk peningkatan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan teknologi. Diversifikasi ekonomi juga menjadi kunci untuk memastikan Sumbar memiliki sektor-sektor unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Ketimpangan Antarwilayah
Ketimpangan pembangunan antarwilayah masih menjadi isu utama di Sumatera Barat. Kota-kota seperti Padang dan Bukittinggi terus mendominasi aktivitas ekonomi, sementara wilayah pedesaan tertinggal dalam akses infrastruktur dan pasar. Ketimpangan ini tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperbesar kesenjangan sosial.
Gubernur baru harus menjadikan pemerataan pembangunan sebagai prioritas utama.
Pembangunan infrastruktur yang menghubungkan pedesaan dengan pusat-pusat ekonomi perlu ditingkatkan. Akses jalan, jembatan, dan konektivitas digital harus diperkuat agar produk lokal dari pedesaan memiliki daya saing di pasar nasional. Strategi ini tidak hanya menciptakan keadilan ekonomi, tetapi juga memperluas basis ekonomi Sumbar.
Transformasi Ekonomi
Sektor pertanian tetap menjadi andalan Sumbar, tetapi sektor ini membutuhkan transformasi. Gubernur baru harus mendorong modernisasi pertanian melalui teknologi cerdas, irigasi otomatis, dan mekanisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Fokus juga perlu diberikan pada pengembangan industri pengolahan berbasis hasil pertanian, sehingga produk lokal memiliki nilai tambah tinggi dan mampu bersaing di pasar internasional.
Selain itu, transformasi ekonomi harus mencakup sektor berbasis teknologi, seperti ekonomi digital, energi terbarukan, dan jasa kreatif. Sektor-sektor ini memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan daya saing ekonomi, dan mendiversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi Sumbar.
Pariwisata Sebagai Penggerak Utama
Sumatera Barat memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, menjadikannya salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Namun, potensi ini belum sepenuhnya tergarap. Gubernur baru harus mengembangkan strategi pariwisata yang lebih agresif dan terintegrasi, termasuk promosi destinasi baru, peningkatan fasilitas wisata, dan pelatihan pelaku industri pariwisata.
Kerja sama dengan sektor swasta juga penting untuk membangun infrastruktur wisata, seperti hotel ramah lingkungan, atraksi modern, dan transportasi yang mendukung. Pemerintah harus memastikan bahwa masyarakat lokal mendapat manfaat langsung dari pertumbuhan pariwisata melalui pemberdayaan UMKM dan komunitas lokal.
Pendidikan dan Pelatihan
Menghadapi tantangan penurunan penduduk produktif, investasi pada pendidikan dan pelatihan menjadi sangat penting. Gubernur baru harus memastikan bahwa pendidikan vokasi, pelatihan berbasis teknologi, dan program keterampilan digital menjadi prioritas. Generasi muda Sumbar harus disiapkan untuk bersaing di pasar kerja global dan mendukung pembangunan daerah.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi, pusat pelatihan, dan sektor swasta perlu diperkuat untuk menciptakan inovasi yang relevan dengan kebutuhan daerah. Selain itu, program-program yang membantu UMKM kecil beradaptasi dengan era digital harus terus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Efektivitas Pengelolaan Anggaran
Pertumbuhan ekonomi Sumbar sangat bergantung pada pengelolaan anggaran yang transparan dan efektif. Gubernur baru harus memastikan alokasi anggaran difokuskan pada sektor-sektor prioritas seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Transparansi dalam pengelolaan anggaran juga diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Tantangan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 6% yang dibutuhkan Sumbar menuju Indonesia Emas, gubernur baru perlu menciptakan kebijakan yang berani dan visioner. Kebijakan populis tanpa dampak jangka panjang harus dihindari. Sebaliknya, fokus harus pada program-program yang memberikan hasil nyata dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, dan memperkuat daya saing ekonomi.
Langkah-langkah strategis seperti mendorong inovasi, mendukung UMKM, dan memperkuat konektivitas antarwilayah menjadi sangat penting. Kepemimpinan yang inklusif dan berbasis data akan memastikan bahwa kebijakan yang diambil memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan gubernur Sumbar 2025-2029 menjadi sangat strategis dalam mempersiapkan Sumatera Barat menuju 100 tahun Indonesia Merdeka. Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah target, Sumbar membutuhkan pemimpin yang visioner, berani, dan strategis untuk mengatasi tantangan ketimpangan pembangunan, memanfaatkan bonus demografi, dan menciptakan sektor-sektor unggulan baru.
Jika Sumbar ingin tetap relevan dan kompetitif di tengah persaingan global, langkah konkret harus segera diambil. Gubernur baru harus membawa gagasan besar yang tidak hanya membangun ekonomi, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Masa depan Sumbar ada di tangan kepemimpinan baru yang mampu menjawab tantangan dan menciptakan peluang untuk generasi mendatang.
*Penulis: Prof. Dr. Syafruddin Karimi, SE. MA (Guru Besar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas)