Semen Padang Tawarkan Solusi Hijau dan Ekonomi Lewat Kaliandra dan Maggot

1 day ago 5

Langgam.id — Dalam sebuah malam penuh diskusi dan optimisme di Rumah Dinas Wakil Wali Kota Padang, PT Semen Padang memperkenalkan dua program inovatif yang digadang-gadang menjadi motor perubahan menuju "Padang Rancak".

Melalui budidaya kaliandra dan pengelolaan sampah berbasis maggot, perusahaan semen tertua di Indonesia itu menyodorkan solusi atas tantangan lingkungan dan ekonomi perkotaan.

Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Ilham Akbar, menjelaskan bahwa kedua program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat sekaligus mendukung agenda keberlanjutan Pemerintah Kota Padang. “Ini bukan sekadar program CSR, tapi bagian dari transformasi kota yang bersih, mandiri energi, dan berdaya saing,” ujarnya, dikutip Selasa (24/6/2025).

Kaliandra: Pohon Multifungsi, Ekonomi Tumbuh

Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menyambut hangat inisiatif budidaya kaliandra. Menurutnya, tanaman cepat tumbuh ini cocok dikembangkan di lahan tidur yang tersebar di 11 kecamatan. Selain memiliki nilai ekonomi sebagai sumber energi alternatif, kaliandra juga memberikan efek ekologis yang signifikan.

“Setahun sudah bisa dipanen, menghasilkan kayu bernilai tinggi, dan ikut menghijaukan kota. Ini solusi sirkular yang melibatkan masyarakat langsung,” kata Maigus. Ia juga menilai tanah ulayat dan lahan pribadi yang selama ini tak terkelola sebagai potensi besar yang bisa dioptimalkan.

Maggot: Limbah Bernilai, Sampah Jadi Peluang

Sementara itu, pengolahan sampah menggunakan maggot atau larva Black Soldier Fly menjadi jawaban atas persoalan klasik di Kota Padang: menumpuknya sampah organik. Limbah rumah tangga bisa diubah menjadi pakan maggot, dan hasil sampingannya seperti kasgot dimanfaatkan sebagai pupuk alami.

Maigus menyebut program ini sebagai solusi berlapis. “Sampah yang selama ini jadi beban, kini bisa mendatangkan penghasilan, bahkan energi,” tuturnya. Pemerintah Kota Padang menargetkan pembentukan bank sampah dengan fasilitas mesin pencacah di setiap kecamatan pada 2026.

Lebih dari sekadar pengolahan sampah, maggot juga sudah terbukti efektif sebagai pakan alternatif ikan nila. Biaya produksi menjadi lebih rendah dengan hasil pertumbuhan ikan yang setara pakan komersial.

Dukungan dari Koperasi dan Pemerintah Daerah

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, Fauzan Ibnovi, melihat potensi besar dari model sinergi ini. Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) diproyeksikan sebagai penggerak utama ekonomi lokal lewat program kaliandra dan maggot.

“Koperasi bisa memastikan hasil program langsung dirasakan masyarakat. Ini model kolaborasi ideal,” ucapnya. PT Semen Padang pun siap menjadi offtaker hasil panen kaliandra untuk kebutuhan energi pabrik semen mereka.

TJSL yang Menjangkau Luas

Di luar dua program unggulan itu, PT Semen Padang juga memaparkan berbagai inisiatif tanggung jawab sosial lainnya. Mulai dari beasiswa penuh untuk anak nagari bekerja sama dengan Politeknik Negeri Padang, pelatihan guru MDA, hingga revitalisasi geosite dan pengembangan pertanian serta perikanan lokal.

Melalui program Basinergi Mambangun Nagari (BMN), perusahaan telah mengucurkan dana lebih dari Rp31 miliar untuk 985 kegiatan pemberdayaan masyarakat sejak 2015.

Turut hadir dalam pemaparan ini sejumlah pejabat Pemko Padang, termasuk Kepala Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, DLH, serta para camat. Mereka sepakat bahwa inisiatif PT Semen Padang sejalan dengan arah pembangunan kota menuju “Padang Rancak”.

Program-program tersebut menjadi bukti bahwa kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat dapat menghadirkan solusi konkret. Bukan hanya menjawab tantangan kota, tapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau, mandiri, dan makmur. (*/f)

Read Entire Article
Pekerja | | | |