Aksi Buruh di Semarang Berjalan Damai, Polri Tampilkan Pengamanan Humanis Tanpa Tameng

2 weeks ago 40

KOTA SEMARANG - Aksi unjuk rasa ribuan buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (28/8/2025), berlangsung dalam suasana tertib dan damai. Aparat kepolisian dari Polda Jateng bersama Polrestabes Semarang hadir melakukan pengamanan dengan cara yang humanis, tanpa kesan represif, sekaligus menunjukkan komitmen Polri sebagai pengawal demokrasi.

Sejak siang hari, sekitar pukul 14.00 WIB, massa yang terdiri dari gabungan berbagai aliansi dan serikat pekerja tiba di lokasi dengan pengawalan kepolisian. Rombongan buruh langsung menyampaikan aspirasinya di depan pagar Kantor Gubernur Jateng. Aksi yang melibatkan ribuan orang ini diwarnai spanduk dan poster berisi tuntutan, namun tetap berlangsung kondusif.

Tuntutan Buruh: Dari PHK hingga Reformasi Pajak

Dalam orasinya, perwakilan buruh menyuarakan sejumlah isu penting yang selama ini menjadi perhatian kalangan pekerja. Tuntutan mereka antara lain: penghapusan sistem outsourcing, penolakan upah murah, penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK), pembentukan satgas PHK, reformasi pajak perburuhan, serta dorongan pengesahan RUU Ketenagakerjaan tanpa konsep omnibus law.

Selain itu, massa juga menyerukan pentingnya pengesahan UU perampasan aset dan pemberantasan korupsi, revisi UU Pemilu dengan redesain sistem pemilu 2029, hingga penghentian praktik union busting yang dinilai merugikan gerakan serikat pekerja.

Meski banyak tuntutan yang disuarakan, seluruh proses penyampaian aspirasi tetap berjalan damai tanpa tindakan anarkis.

Polwan Jadi Negosiator, Dalmas Awal Tanpa Tameng

Ada pemandangan berbeda dalam pengamanan kali ini. Alih-alih menurunkan pasukan dalmas bersenjata lengkap, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M. Syahduddi memilih menurunkan tim negosiator Polwan sebagai garda depan. Para Polwan itu, dengan pendekatan persuasif, menyapa pengunjuk rasa dan memberi imbauan agar aksi tetap tertib serta tidak mengganggu ketertiban umum.

Di sisi lain, peleton dalmas awal berjaga dari balik pagar kantor gubernur. Menariknya, mereka ditempatkan tanpa membawa tameng, sebuah simbol bahwa aparat hadir bukan untuk menakut-nakuti massa, melainkan melindungi jalannya demokrasi.

Selain itu, personel lalu lintas juga sigap melakukan rekayasa arus kendaraan di sekitar Jalan Pahlawan untuk mencegah kemacetan panjang. Langkah ini terbukti efektif karena aktivitas masyarakat tetap berjalan normal, meski aksi dilakukan pada jam sibuk.

975 Personel Dikerahkan

Pengamanan besar ini melibatkan 975 personel gabungan yang dikerahkan dari Polda Jateng dan Polrestabes Semarang. Kehadiran aparat dalam jumlah besar bukan untuk menekan massa, melainkan untuk memastikan segala dinamika aksi dapat terkendali dengan baik.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menyebut bahwa pola pengamanan humanis dan profesional ini menjadi wajah baru Polri dalam mendampingi proses demokrasi.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada para peserta aksi yang sudah menyampaikan pendapat secara tertib dan damai. Polri hadir untuk memastikan aspirasi masyarakat tersampaikan dengan aman, sekaligus menjaga ketertiban di sekitar lokasi, ” ujarnya.

Apresiasi untuk Buruh dan Polisi

Aksi buruh yang berlangsung tertib tanpa gesekan disambut apresiasi berbagai pihak. Di satu sisi, buruh dapat menyuarakan aspirasi secara terbuka tanpa rasa takut. Di sisi lain, Polri berhasil menunjukkan diri sebagai institusi pengayom yang tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memberi ruang partisipasi demokrasi.

Kondisi ini menjadi contoh baik bagaimana penyampaian pendapat di muka umum bisa berjalan harmonis jika diiringi saling menghormati. Dengan pola pengamanan yang humanis, diharapkan iklim demokrasi di Jawa Tengah semakin sehat, sekaligus memberi keyakinan kepada masyarakat bahwa aspirasi dapat disampaikan tanpa harus menimbulkan keresahan.

Sumber: Humas Polresta Magelang 

Editor: Pers.co.id

Read Entire Article
Pekerja | | | |