Jelang Ramadan, Kejahatan Keuangan Meningkat

6 hours ago 1

Langgam.id - Menjelang Ramadan, aktivitas transaksi dan konsumsi masyarakat cenderung meningkat. Namun, di balik itu, potensi kejahatan keuangan juga ikut melonjak. Masyarakat pun diimbau untuk lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan yang semakin marak menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (PEPK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan bahwa berbagai modus kejahatan keuangan mulai bermunculan di periode ini. Salah satu modus yang sering terjadi adalah penawaran arisan dadakan sebagai persiapan menyambut Lebaran. Arisan ini kerap menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat, tetapi pada akhirnya banyak peserta yang justru kehilangan uang mereka.

Tak hanya itu, penawaran investasi bodong juga semakin marak. Para pelaku menawarkan investasi dengan iming-iming keuntungan tinggi yang tidak masuk akal. Sayangnya, banyak orang yang tergiur dan akhirnya menjadi korban, terutama mereka yang berharap mendapatkan keuntungan cepat menjelang Lebaran.

Selain itu, modus kejahatan berbasis teknologi juga semakin canggih. Salah satunya adalah social engineering, di mana pelaku memanipulasi psikologis korban untuk mendapatkan data pribadi, seperti informasi akun perbankan atau kode OTP. Jika korban lengah, akun keuangan mereka bisa dibobol dengan mudah.

Modus lain yang perlu diwaspadai adalah skimming dan phishing. Pelaku bisa mencuri data kartu ATM atau kartu kredit dengan memasang alat skimming di mesin ATM. Mereka juga bisa mengirimkan tautan palsu yang menyerupai situs resmi bank untuk mencuri data login nasabah. Begitu juga dengan card tapping, di mana pelaku memasang alat khusus di lubang kartu ATM agar kartu nasabah terjebak dan bisa diambil alih.

Tak hanya itu, sniffing juga menjadi ancaman, di mana pelaku menyadap jaringan internet untuk mencuri informasi penting, seperti username dan password m-banking. Biasanya, pelaku mengirimkan aplikasi berbahaya melalui WhatsApp atau email yang, jika diinstal, bisa langsung mencuri data korban.

Momen Ramadan juga dimanfaatkan oleh pelaku penipuan dengan modus penawaran THR palsu. Mereka mengatasnamakan perusahaan atau instansi untuk mengirim pesan berisi tawaran THR atau hadiah uang tunai. Jika penerima tidak hati-hati, mereka bisa saja terjebak dalam skema penipuan.

Di sisi lain, pinjaman online (pinjol) ilegal juga semakin marak menjelang Lebaran. Beberapa pelaku bahkan langsung mentransfer dana ke rekening seseorang tanpa persetujuan, lalu menagihnya dengan bunga yang tidak masuk akal. Tak jarang, korban merasa terjebak dalam jeratan utang yang terus membengkak.

Selain itu, masyarakat juga harus mewaspadai penawaran perjalanan wisata atau umrah dengan diskon besar-besaran. Banyak yang tergiur dengan harga murah, tetapi di kemudian hari, perjalanan tersebut ternyata tidak pernah ada.

Penipuan juga bisa terjadi lewat modus pengiriman parsel Lebaran. Mengingat tradisi berbagi parsel di bulan Ramadan, pelaku memanfaatkan kesempatan ini dengan mengirim pesan palsu berisi informasi pengiriman parsel. Mereka meminta penerima untuk mengklik tautan atau mengunduh aplikasi tertentu, yang ternyata berisi malware untuk mencuri data korban.

Friderica menambahkan bahwa menjelang Ramadan, laporan konsumen terkait kejahatan keuangan eksternal cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya penggunaan teknologi serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan data pribadi.

Selain itu, penawaran pinjaman online ilegal juga semakin agresif, disertai dengan berbagai modus penipuan seperti lowongan kerja palsu, penyamaran (impersonation), hingga rekayasa sosial (social engineering) melalui platform digital.

"Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan memastikan setiap tawaran yang diterima memenuhi aspek 2L (legal dan logis). Jika ragu, masyarakat dapat menghubungi Kontak Layanan Konsumen OJK di nomor 157 untuk memastikan legalitas layanan keuangan yang ditawarkan," tegas Friderica.

Dengan semakin berkembangnya modus kejahatan keuangan, kewaspadaan dan literasi finansial menjadi kunci utama agar masyarakat tidak terjebak dalam jeratan penipuan, terutama di momen menjelang Ramadan dan Idul Fitri. (*/Yh)

Read Entire Article
Pekerja | | | |