Upaya Pemberantasan Kenakalan Remaja yang Menjadi Masalah Sosial di Sumbar

1 month ago 42


Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Derry Indra, S.I.K., melalui Kasat Binmas Polres Pesisir Selatan IPTU Zairul, memimpin upacara bendera di MAN 1 Koto Barapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Senin (14/10/2024).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pencegahan kenakalan remaja di kalangan pelajar.
Dalam amanatnya, IPTU Zairul menekankan pentingnya sosialisasi dan penyuluhan untuk mencegah perilaku menyimpang di kalangan siswa, seperti penyalahgunaan narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, kriminalitas, bullying, serta pelanggaran lalu lintas(Metro Pad, Rio)

Kutipan berita di atas adalah salah satu upaya menekan kenakalan remaja. Persoalan ini telah menjadi salah satu tantangan terbesar dalam konteks sosial dan budaya di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat. Sebagai provinsi yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai adat Minangkabau, munculnya perilaku menyimpang di kalangan remaja menjadi ancaman bagi keberlanjutan norma-norma yang dijunjung tinggi.

Kenakalan remaja bukan hanya persoalan individu, melainkan juga refleksi dari perubahan sosial yang memengaruhi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sistem pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang terintegrasi untuk menanggulangi fenomena ini.

Kenakalan Remaja sebagai Masalah Sosial dan Budaya

Kenakalan remaja mencakup berbagai perilaku menyimpang, seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tindak kriminal. Di Sumatera Barat, fenomena ini tidak hanya dipandang sebagai pelanggaran hukum, tetapi juga sebagai pengingkaran terhadap nilai adat yang dijadikan pedoman hidup masyarakat, yakni “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.”

Perubahan sosial akibat globalisasi, modernisasi, dan arus digitalisasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pola pikir dan perilaku remaja. Kemudahan akses terhadap informasi melalui media sosial sering kali memaparkan remaja pada konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Kurangnya pengawasan orang tua dan lemahnya fungsi kontrol masyarakat juga turut memperparah situasi ini.

Dalam konteks budaya Minangkabau, kenakalan remaja dianggap sebagai bentuk “kelemahan” pendidikan moral yang diberikan keluarga dan komunitas. Norma adat yang mengutamakan musyawarah, penghormatan terhadap orang tua, dan kearifan lokal mulai tergeser oleh pengaruh budaya luar yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

Dampak Kenakalan Remaja terhadap Masyarakat

Kenakalan remaja membawa dampak yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Secara individu, perilaku menyimpang dapat merusak masa depan remaja, menurunkan kualitas hidup, dan menghambat potensi mereka untuk berkontribusi secara positif.
Bagi masyarakat, kenakalan remaja menciptakan rasa tidak aman, melemahkan solidaritas sosial, dan mengancam keberlanjutan budaya lokal. Apabila tidak segera ditangani, masalah ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada struktur sosial dan budaya masyarakat Sumatera Barat.

Upaya Pemerintah Sumatera Barat dalam Memberantas Kenakalan Remaja

Pemerintah Sumatera Barat telah mengambil berbagai langkah strategis untuk menangani masalah kenakalan remaja. Upaya tersebut melibatkan pendekatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang terintegrasi dengan nilai-nilai adat dan agama.

  1. Peningkatan Peran Pendidikan
    Pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam mencegah kenakalan remaja. Pemerintah daerah mendorong sekolah-sekolah untuk memasukkan nilai-nilai adat dan agama ke dalam kurikulum lokal. Program ekstrakurikuler berbasis seni dan budaya Minangkabau, seperti seni tari, musik tradisional, dan sastra lisan (randai), juga diperkuat guna memperkuat identitas budaya remaja.
    Selain itu, pelatihan keterampilan dan program kewirausahaan untuk siswa SMA dan SMK diberikan untuk membantu remaja mengembangkan potensi mereka sehingga terhindar dari perilaku destruktif.
  2. Optimalisasi Peran Keluarga dan Masyarakat
    Pemerintah bekerja sama dengan tokoh masyarakat, ulama, dan lembaga adat untuk menghidupkan kembali fungsi “rumah gadang” sebagai pusat pendidikan moral. Program-program parenting dan pelatihan pengasuhan anak diberikan kepada orang tua untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membimbing dan mengawasi anak-anak mereka.
    Gerakan “Nagari Madani,” yang melibatkan masyarakat dalam menciptakan lingkungan sosial yang kondusif bagi pertumbuhan remaja, juga digencarkan. Melalui pendekatan ini, setiap nagari diharapkan menjadi komunitas yang mendukung perkembangan karakter remaja.
  3. Pendekatan Agama dan Spiritual
    Sumatera Barat dikenal sebagai daerah yang kental dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, pendekatan agama menjadi salah satu strategi utama dalam menangani kenakalan remaja. Pemerintah mendukung program “Pesantren Ramadan” yang melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan selama bulan suci. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter remaja yang lebih baik melalui pemahaman ajaran Islam.
  4. Penegakan Hukum yang Humanis
    Untuk remaja yang sudah terlibat dalam kenakalan, pemerintah menerapkan pendekatan hukum yang lebih humanis. Program pembinaan di rumah tahanan khusus anak, pelatihan keterampilan, dan layanan konseling diberikan untuk membantu mereka kembali ke masyarakat. Pendekatan ini bertujuan agar remaja tidak merasa dikucilkan, tetapi diberdayakan untuk memperbaiki diri.
  5. Pemanfaatan Teknologi secara Positif
    Menghadapi tantangan era digital, pemerintah menggalakkan literasi digital di kalangan remaja. Program ini bertujuan untuk mengajarkan remaja bagaimana menggunakan teknologi secara bijak dan menghindari konten negatif. Aplikasi berbasis komunitas juga dikembangkan untuk memantau dan melaporkan perilaku kenakalan remaja.
  6. Pengukuhan Duta Trantibum sumbar
    Sekretaris daerah provinsi Sumatera barat telah mengukuhkan Duta ketentraman dan ketertiban umum di halaman kantor gubernur Sumatera Barat (28/10/24) . Hal ini dilakukan karena pemerintah mengharap adanya perpanjangan tangan dan peran aktif remaja, untuk selalu mengedukasi dan bersosialisasi serta memantau secara langsung tentang kenakalan kenakalan yang terjadi di sekolah maupun diluar sekolah.
    Kesimpulan
    Kenakalan remaja adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Di Sumatera Barat, fenomena ini tidak hanya menjadi tantangan sosial, tetapi juga ancaman terhadap nilai-nilai budaya Minangkabau. Upaya pemerintah melalui pendidikan, penguatan peran keluarga, pendekatan agama, penegakan hukum humanis, dan literasi digital menjadi langkah konkret untuk memberantas kenakalan remaja.
    Namun, keberhasilan program-program tersebut tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan kenakalan remaja dapat ditekan, sehingga generasi muda Sumatera Barat tumbuh menjadi individu yang berkarakter, bermoral, dan berkontribusi positif bagi daerah serta bangsa.

*Penulis: Facya Apriranda (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Read Entire Article
Pekerja | | | |